Era disrupsi menghadirkan tantangan bagi pesantren dan santri untuk mengambil peran dalam kehidupan masyarakat. Peran pesantren dan santri sudah banyak yang bisa digantikan oleh institusi-institusi modern. Peran yang terkait dengan pengetahuan keagamaan juga terdisrupsi dengan munculnya otoritas baru di berbagai saluran media baru berbasis teknologi […]
~ Oleh Muhammad Ma’mun Ini cuma cerita kecil tentang bagaimana seorang ulama berusaha menyelaraskan antara ilmu dan amal, antara apa yang ia katakan dengan apa yang ia lakukan. Ulama yang dimaksud adalah Abû Hâmid al-Ghazâlî, guru Sufi dari Persia abad ke-11. Ulama kelahiran Thûs ini […]
– Oleh Muhammad Ma’mun Transmisi karya-karya al-Ghazâlî dari Khurâsân ke Damaskus, yang melibatkan figur-figur mulai dari Muhammad ibn Yahyâ al-Janzî hingga Ibn ash-Shalâh asy-Syahrazûrî, betapapun menarik dan menegangkan, adalah perkembangan yang terjadi setelah sang Hujjat al-Islâm meninggal dunia. Padahal, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masa hayat […]
– Oleh Muhammad Ma’mun Bahwa kita, yang hidup di abad ke-21 ini, masih bisa membaca karya-karya terkenal ulama Persia yang hidup di abad ke-11, Abû Hâmid al-Ghazâlî (1056-1111), seperti Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn, Tahâfut al-Falâsifah, atau Misykât al-Anwâr, menurut saya, itu saja sudah mukjizat! Sebab, cuma […]
– Oleh Muhammad Ma’mun Salah satu sub-bab yang menarik perhatian saya dalam kitab teologi al-Ghazâlî, al-Iqtishâd fî-l-I‘tiqâd, adalah “Fî Syarh ‘Aqîdat Ahl as-Sunnah fî-sh-Shahâbah wa-l-Khulafâ’ ar-Râsyidîn,” yang ia masukkan sebagai ath-Tharf 3 dari Bâb 4 dari Quthb 4. Dus, hampir di akhir buku yang ia […]
– Oleh Muhammad Ma’munBeberapa waktu yang lalu, untuk kali pertamanya, saya bertemu dengan karya besar Imâm al-Haramain al-Juwainî, Nihâyat al-Mathlab fî Dirâyat al-Madzhab. Reaksi pertama saya saat bertemu dengan kitab ini adalah: WOW! Saya geleng-geleng kepala melihat ketelatenan al-Juwainî membicarakan isu-isu fikih dalam 19 jilid […]