Kitab Dzamm al-Kibr wa-l-‘Ujb (26) | Kitab ke-29 Ihya’ ‘Ulum ad-Din

~ Oleh: Muhammad Ma’mun
11. Tentang Hakikat dan Definisi Bangga-Diri. Perasaan bangga-diri timbul karena seseorang merasa memiliki kelebihan atau kesempurnaan. Seseorang yang sadar bahwa dirinya memiliki kelebihan atau kesempurnaan dalam ilmu, amal, kekayaan, dll, biasanya berada dalam dua keadaan.
Yang pertama adalah ia khawatir kelebihan itu akan hilang, pudar, atau dicabut dari dirinya. Ini bukan bangga-diri. Yang kedua adalah ia tidak khawatir kelebihan tersebut akan hilang. Ia bangga karena kelebihan tersebut merupakan anugerah Allah kepadanya, bukan karena merasa kelebihan tersebut memang haknya. Ini pun bukan bangga-diri.
Perasaan bangga-diri timbul pada keadaan yang ketiga: Yaitu bila seseorang tidak khawatir kelebihan yang ia miliki akan hilang dan ia merasa senang karena kelebihan tersebut memang haknya, bukan karena anugerah Allah kepadanya; ia senang karena memiliki kesempurnaan, kenikmatan, ketinggian, dan kebaikan. Ia merasa kelebihan-kelebihan tersebut memang miliknya, bukan milik Allah yang dititipkan kepadanya.
Dus, bangga-diri adalah perasaan senang yang dimiliki seseorang terhadap kelebihan yang ia miliki dan ia lupa bahwa kelebihan tersebut berasal dari Tuhan. Bila di samping perasaan di atas ia juga menyangka bahwa dirinya memiliki kedudukan mulia di sisi Tuhan, dan ia merasa memiliki karamah di dunia, dan ia berpikir bahwa musibah yang dialami ahli maksiat tidak akan menimpa dirinya; perasaan ini disebut kepongahan.
Kepongahan mengiringi bangga-diri. Orang yang pongah pasti bangga-diri. Tapi orang yang bangga-diri belum tentu pongah. Sebab, bangga-diri timbul dari kesenangan terhadap kelebihan yang dimiliki seseorang dan ia sendiri lupa bahwa kelebihan tersebut merupakan pemberian Tuhan kepadanya. Ia dengan demikian tidak mengharapkan pahala dari Tuhan karena kelebihan yang ia miliki. Orang pongah, sebaliknya, mengharapkan pahala dari amal-amal yang ia lakukan. Bila berdoa, orang pongah berpikir bahwa doanya pasti diterima oleh Tuhan dan tak mungkin ditolak.

Leave a Comment