Kitab Dzamm al-Kibr wa-l-‘Ujb (16) | Kitab ke-29 Ihya’ ‘Ulum ad-Din

~ Oleh: Muhammad Ma’mun
7. Bagaimana Mengobati Takabur dan Menanamkan Sifat Rendah Hati ke dalam Batin. Sombong adalah salah satu akhlak yang akan mencelakakan (al-muhlikat) kita di akhirat nanti. Oleh karena itu, mencabut akhlak ini dari dalam batin adalah fardhu ‘ain. Untuk mengobatinya, kita memiliki dua metode: (a) Yang pertama adalah mencabut sumbernya hingga ke akar dan memotong pertumbuhannya di dalam hati. (b) Yang kedua adalah membuang motif-motif yang menyebabkan orang-orang sombong.
a. Yang pertama: mencabut sumbernya. Caranya adalah dengan (i) ilmu dan (ii) amal. Menyembuhkan hati dari kesombongan tak akan mungkin kecuali dengan keduanya. Yang dimaksud dengan ilmu adalah mengenal diri dan mengenal Tuhan. Ini saja sudah cukup untuk mencabut kesombongan dari dalam batin. Sebab, seandainya manusia benar-benar mengenal dirinya, ia akan sadar bahwa dirinya merupakan makhluk yang paling rendah, yang paling lemah, dan tidak ada akhlak yang paling pantas buatnya kecuali rendah hati dan menghinakan diri. Dan seandainya manusia benar-benar mengenal Tuhannya, ia akan sadar bahwa kebesaran dan keagungan hanya pantas buat-Nya.
Yang kedua adalah dengan amal. Kita bisa rendah hati kepada Allah dan kepada manusia dengan membiasakan diri dengan akhlak orang-orang tawadu, seperti yang tercermin dalam hayat Nabi dan orang-orang saleh. Nabi, misalnya, makan dengan duduk di atas tanah. Ketika beliau ditanya oleh para Sahabat, beliau menjawab, “Aku ini cuma seorang hamba. Aku makan seperti cara makannya para sahaya.”
Salman al-Farisi pernah ditanya, “Mengapa Engkau tidak memakai baju baru?” Ia menjawab, “Aku cuma seorang sahaya. Aku akan memakai baju baru nanti bila aku telah dibebaskan.” Yang ia maksud dengan ‘dibebaskan’ adalah saat ia mati dan memasuki alam akhirat.
Kaum Muslimin diperintahkan untuk beriman dan salat. Oleh Nabi, salat dipandang sebagai tiang agama. Salah satu hikmahnya adalah karena dalam salat, setiap Muslim diperintahkan untuk ruku dan bersujud yang mendorongnya untuk selalu merendahkan diri di hadapan Allah. Dengannya, sikap sombong akan luntur secara pelan-pelan.
Setiap orang yang memiliki kecenderungan untuk angkuh dan sombong sebaiknya juga membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang merupakan kebalikan dari sikap angkuh dan sombong. Bila seseorang, misalnya, merasa gengsi bergaul dengan orang-orang miskin atau cacat, maka ia sebaiknya berkawan dengan orang-orang miskin dan mereka yang memiliki cacat tubuh. Dengan cara ini, perasaan sombong akan luntur secara pelan-pelan dan rendah hati menjadi karakter yang tertanam teguh di dalam batinnya.

Leave a Comment